Membangun Lebih Mudah Daripada Memelihara

Mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita saat banyak orang yang mengeluhkan tentang kondisi lingkungan yang dianggap tidak nyaman lagi. Banjir sering datang, banyak jalan yang sudah rusak, saluran yang sudah rusak, dan keluhan-keluhan sejenisnya. Wajar, barangkali masih dianggap wajar saat yang dikeluhkan tersebut sudah pada tataran yang sangat mengganggu.
Saluran Drainase
Saat kondisinya sudah demikian, biasanya yang disalahkan adalah pihak-pihak yang terkait, misalkan saja pelaksana yang mengerjakan jalan, pemerintah, lingkungan yang kurang peduli, dan sebagainya. Tak salah memang, namun akan lebih baik kalau misalnya mengkoreksi terlebih dahulu faktor-faktor penyebabnya. Misalkan saja, kenapa bisa banjir, kenapa jala cepat rusak, kenapa saluran jadi mampet, dan yang lainnya.

Bisa jadi faktor penyebab kerusakan prasarana lingkungan adalah kurang terawatnya prasarana tersebut. Saluran jarang dibersihkan tentu saja bisa menjadi mampet atau ditumbuhi rerumputan, jalan yang kurang perawatan bisa menjadi cepat rusak, banjir datang karena saluran yang mampet atau tidak lancar.

Membangun memang lebih mudah bila dibandingkan dengan merawat atau memelihara, hal ini terkhusus dengan prasarana yang ada di lingkungan, misalkan saja jalan dan saluran. Setelah bangunan selesai dikerjakan, idealnya ada perawatan rutin agar bangunan tersebut bisa awet. Selain faktor konstruksi atau kualitas bangunan, perawatan secara berkala bosa menjadi solusi agar bangunan atau prasarana bisa menjadi awet.

Memang tak semudah membalikkan telapak tangan, untuk membangun sebuah kesadaran dan pola pikir terkadang butuh proses, namun bukan berarti tidak bisa. Bila hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah atau instansi terkait, saya kira tidaklah cukup, bila perlu semua dikerjakan secara swadaya masyarakat. Membangun itu mudah, tapi akan lebih baik bila setelah prasarana dibangun kemudian dengan kesadaran bersama untuk merawat bangunan tersebut.